LATAR BELAKANG IMAM AL-GHAZALI
21:25
Nama sebenar Al-Ghazali adalah Muhammad bin
Muhammad, Beliau telah mendapat gelar Imam besar Abu Hamid Hujjatul Islam yang
dilahirkan pada tahun 450 H/ 1085 M, di perkampung Ghazalah, Thusia, kota di
Khurasan, Persia.Beliau keturanan Persia
dan mempunyai hubungan keluarga dengan raja-raja saljuk yang memerintah daerah
Khurasan, Jibal, Irak, Persia, dan Ahwaj. Ayahnya seorang miskin yang jujur,
hidup dari usaha sendiri, bertenun kain bulu dan ia sering kali mengunjungi
rumah 'Alim ulama untuk menuntut ilmu dan berbuat jasa kepada mereka. Ayah
Al-Ghazali sering berdoa kepada Allah agar diberikan anak yang pandai dan
berilmu. Akan tetapi belum sempat menyaksikan jawaban Allah atas doanya, ia
meninggal dunia pada saat putera idamannya masih usia anak-anak.
Disamping itu, Al-Ghazali mempunyai
seorang adik yang bernama Ahmad, keduanya menjadi ulama besar dan pekagum serta
pecinta ilmu. Berkat bantuan seorang sufi sederhana dengan sedikitharta yang
diwariskan oleh orang tuannya, Al-Ghazali dan saudaranya memasuki Madrasah Tingkat
Dasar (Madrasah Ibtidaiyah) dengan memahami ilmu-ilmu dasar. Gurunya yang utama
di madrasah itu adalah Yusuf Al-Nassaj, seorang sufi yang kemudian disebut juga
dengan nama Imam Al-Haramain,
Al-Nassajlah yang pertama kali meletakan dasar-dasar pemikiran sufi pada diri
Al-Ghazali.
Seterusnya, Al-Ghazali mempelajari ilmu fiqih,
mantiq, dan ushul.Beliau pun mempelajari antara lain falsafah dari
risalah-risalah ikhwanusshofa karangan Al-Farabi
dan
Ibnu Maskawaih, sehingga melalui ajaran-ajaran ahli filsafat itu, Al-Ghazali
dapat menyelami faham-faham Aristoteles dan pemikir Yunani yang lain. Ia pun
mempelajari ajaaran Islam dariimam Syafi'i, Haramlah, Jambad, Al-Muhasibi, dan
lain-lain. Al-Ghazalipun berguru pada imam Abu Ali Al-Faramzi, murid
Al-Qusyairi yang terkenal dan shabat Al-Subkhi, ia memiliki jasa yang besar
dalam mengajar ilmu tasawuf pada Al-Ghazali. Suatu ketika, Al-Ghazali ikut
sertadalam perdebatan dengan sekumpulan ulama dan para intelek yang dihadiri
oleh Nidham Al-Mulk.
Oleh hal yang demikian, berkat penguasaan hikmat
wawasan ilmu yang luas serta kelancaran berbahasa.Al-Ghazali berhasil
memenangkan perbezaan ilmiah itu. Kemampuannya itu dikagumi Nizham Al-Mulk,
sehingga menteri ini berjanji akan mengangkatnya menjadi guru padasekolah yang
didirikannya di Baghdad. Rangkaian peristiwa yang bersejarah bagi Al-Ghazali
ini tejadi pada tahun 484 H, atau 1091 M.
Pada
usia 33 tahun, Al-Ghazali diangkat menjadi Profesor pada Universitas Nizhamiyah
di
Baghadad, dan ia memperoleh suatu kedudukan yang tinggi dalam dunia ilmu
pengetahuan pada masanya. Nizhamul Mulk makin tertarik dengan kemampuan
Al-Ghazali, makadiundangnya Al-Ghazali supaya pindah ke Mu'askar, tempat
kediaman perdana menteri itu dan tempat tinggal pembesar-pembesar Negara serta
ulama dalam bagian ilmu.
Kini, Al-Ghazali dikenal sebagai tokoh yang agung,
mudah mpunyai martabat tinggi dan populor, di samping setiap ucapan dan
tulisannya mudah disimak, bahkan pada zamannya tidak ada yang menandinginya.
Namun kemasyhuran yang diperolehnya itu ditinggalkan begitu saja oleh
Al-Ghazali.Belaiu keluar dari lingkaran Nazahmiyah menuju Baitullah di Mekkah
untuk menunaikan ibadah haji tepatnya tahun 448 H.Sepulang dari Mekkah,
Al-Ghazali menuju Damaskus, di sana ia berkontemplasi di
menara
Barat, di sebuah mesjid jami' bahkan menetap disana pula. Keadaan ini
berlangsung selama sepuluh tahun sejak pindah ke Damsyik. Dalam masa ini ia
menuliskan buku-buku yang dikenal diantaranya Ihya 'Ulum Al-Din.
Oleh kerana , desakan penguasa yaitu Muhammad,
saudara Barkijaruk Al-Ghazali mau kembali mengajar di sekolah Nizhamiyah di
Naisabur pada tahun 499 H, tetapi pekerjaan ini hanya berlangsung dua tahun.
Akhirnya ia kembali ke kota Thus lagi. Di sana ia mendirikan sebuah sekolah
untuk para fuqaha dan sebuah biara untuk para Mutawassifin.Di kota itu pula
belaiu telah meninggal dunia pada tahun 505 H / 111 M/ dalam usia 54 tahun.
0 Leave a comment